Rabu, 23 Juli 2014

MPASI Who vs FC

assalamu'aikum wr . wb
teman-teman gimana puasanya masih lancarkan, mudah-mudahan tetap lancar ya....ga terasa puasanya tinggal beberapa hari lagi sudah menuju hari kemenangan (lebaran).
kali ini saya akan cerita tentang Mpasi perdananya zhalfan, yups karena tanggal 26 juli ini baby zhalfan tepat berusia 180 hari dimana menurut WHO bayi sudah bisa diberikan makanan pendamping selain asi.pokoknya antusia banget deh ayah sama ibu nunggu Mpasi perdananya zhalfan secara sekarang zhalfan kalau lihat ibu,ayah,kk dafi makan pasti liatin terus dan mulutnya mulai menjulur-julurkan lidah sabar ya sayang tinggal 3 hari lagi ko ^_^
untuk menyambut Mpasi perdananya zhalfan, bubu sudah mempersiapkan beberapa perlengkapan perang Mpasinya bisa lihat disini.dan mulai menggumpulkan info-info yang mendukung mpasi untuk baby dari mulai beli buku Mpasi perdana cihuyy,buku-buku resep bayi, gabung di beberapa komunitas seperti mamaku koki handal,mpasi rumahan,the urban mama,asosiasi ibu menyusui indonesia (AIMI) Homemade Healthy Baby Food (HHBF) dan grup sharing asi-mpasi seru deh nambah ilmu baru ....
oh ya ternyata dalam pemberian Mpasi itu ada beberapa metode yang digunakan (hihihikkk malu euyy baru tau padahal ini anak ke 2 ,waktu kk dafi ibunya masih lugu belum gaul sama emak-emak kece sih)....ada metode menurut WHO dan FC (food combining) ada juga BLW (baby Led Weaning) loh cuma yang akan bubu bahas disini yang menurut who dan Fc aja yaaa....
nah dari beberapa metode yang ada akhirnya bubu memilih menggunakan metode who, kenapa bubu lebih pilih metode who karena pengalaman kk dafi agak bermasalah dengan berat badan,walaupun metode who sendiri bukan untuk menaikan berat badan.
yuk simak baik-baik penjelasannya,cekidot...... 
Berikut adalah panduan pemberian MPASI menurut WHO ( repost dokumen FB HHBF) )
Panduan Umum WHO tentang MPASI
Poin-poin penting Infant and Young Child Feeding dari WHO terbagi atas 7 aspek: Age, Frequency, Amount, Texture, Variety, Active/Responsive dan Hygiene. Mari kita bahas bersama-sama setiap aspeknya berikut ini.
1. AGE atau USIA: MPASI diberikan pada saat yg tepat, yaitu usia 6 bulan. Jika MPASI diberikan sebelum usia 6 bulan resikonya antara lain adalah sebagai berikut:
Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi kurang dari 6 bulan belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman, apalagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI Eksklusif.
Menyulitkan ibu mempertahankan produksi ASI karena bayi yang sudah mendapatkan MPASI biasanya akan berkurang kebutuhan menyusunya
Saat bayi berumur 6 bulan keatas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap menerima MPASI. Beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bulan.
Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan. Saat bayi berumur kurang dari 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk kandungan dari makanan. Sehingga makanan yg masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.
Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan akan mencegah potensi obesitas pada anak
Menunda pemberian MPASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Proses pemecahan sari-sari makanan yg belum sempurna. Pada beberapa kasus yg ekstrim ada juga yg perlu tindakan bedah akibat pemberian MPASi terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya mengapa MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bulan
 Kalau MPASI diberikan terlambat resikonya: bayi tidak mendapat cukup nutrisi untuk pertumbuhan, tumbuh kembang lebih lambat lambat, malnutrisi dan defisiensi gizi seperti zat besi.
2. FREQUENCY atau FREKUENSI: Perhatikan frekuensi pemberian MPASI. Di awal mulai makan (umur 6 bulan),1-2 kali makan /hari. Lalu ditambah jadi 2-3 kali makan plus 1-2 kali makanan ringan. Sejak umur 9 bulan berikan 3 kali makan dan 2 kali selingan makanan ringan. Umur 1 tahun ke atas, berikan 3-4 kali makan dan 2 kali selingan.
3. AMOUNT atau JUMLAH: Jumlah makanan tentu harus diperhatikan. Saat baru mulai makan, mulai dgn sesuai selera bayi, lalu tingkatkan secara bertahap.Umur 6 bulan mulai dengan 2-3 sendok makan setiap kali makan. Perhatikan petunjuk yang diberikan bayi Anda untuk tahu kapan harus menurunkan atau meningkatkan porsi. Tingkatkan secara bertahap sampai setengah mangkok ukuran 250 ml utk usia 6-9 bulan. Setelah umur 1 tahun, porsi rata-rata 1 mangkok ukuran 250 ml.
4. TEXTURE atau TEKSTUR: Tekstur makanan sangat penting. Anak yang sedang dalam tahap MPASI berarti sedang belajar makan, maka kenaikan tekstur harus dilakukan bertahap hingga mampu makan makanan keluarga. Tahapan tekstur ini jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lambat pula.. Waktu mulai makan umur 6 bulan, berikan bubur kental atau puree. Jangan terlalu encer atau terlalu kental. Patokannya jika diletakkan di sendok, sendoknya dimiringkan, puree atau bubur itu tidak langsung tumpah. Setelah mulai makan beberapa minggu, sampai umur 9 bulan berikan bubur yang lebih kental atau bubur saring. Mulai umur 9 bulan sudah bisa diberikan makanan cincang halus, yang penting tidak keras, dan mudah dijumput anak. Umur 1 tahun, anak sudah bisa makan makanan keluarga. Cincang jika perlu bagian-bagian yang sulit dikunyah seperti daging sapi.
5. VARIETY atau KERAGAMAN. Keberagaman makanan adalah kunci gizi seimbang. Karena tidak ada satu pun bahan makanan yang mengandung semua gizi. MPASI boleh dimulai dgn bubur serealia atau puree buah, terserah mana yang ibu pilih. Yang penting, secepatnya kenalkan bahan makanan yg bervariasi. Ingat bahwa kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat terus, sedangkan cadangan zat besi menurun drastis di usia 6 bulan. Jadi, sejak umur 6 bulan mulai kenalkan semua variasi makanan: pangan pokok (serealia, ubi-ubian), buah dan sayuran, kacang-kacangan, dan sumber hewani. Jadi, variasi sama di semua umur alias sevariatif mungkin, yang berubah cuma tekstur, jumlah, dan frekuensi yang meningkat.
 6.ACTIVE/RESPONSIVE atau AKTIF/RESPONSIF: Pemberian makan secara aktif dan responsif terhadap bayi/anak. Tidak ada lagi acara menghidupkan TV atau jalan keliling kompleks agar anak mau makan. Respon anak dengan senyum, jaga eye contact, jangan lupa berikan kata-kata positif yg menyemangati. Suapi pelan-pelan, sabar, ceria, penuh humor. Bisa juga dengan memberi makanan yang bisa dia pegang (seukuran jari, lunak) jadi dia akan ikut makan sendiri. Jangan ada distraction, agar iar anak tetap tertarik sama makanannya. Boleh dipangku kalau dia merasa lebih nyaman, tapi jangan digendong jalan-jalan.
7. HYGIENE atau HIGIENIS. Pastikan makanan bebas patogen. Jangan lupa cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan (untuk ibu juga harus mencuci tangan sebelum mempersiapkan makanan), pilih makanan yang segar, simpan dan masak dengan baik. Pastikan juga MPASI bebas toksin/racun, tidak ada bahan kimia berbahaya, tidak ada bagian tulang keras yang bisa membuat bayi tersedak dan tidak diberikan dalam keadaan terlalu panas.

 Sedangkan mengenai pemberian MPASI Food Combining bisa di baca disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar